Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)
agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang
membatu hatinya)?.Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu
hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az Zumar : 22)
Sahabat Blogger yang budiman... Marilah bersama kita pelajari dengan seksama....
Mohon kritik, saran, komentar dan masukan anda untuk perbaikan. Terima Kasih....
Sahabat Blogger yang budiman... Marilah bersama kita pelajari dengan seksama....
Mohon kritik, saran, komentar dan masukan anda untuk perbaikan. Terima Kasih....
Islam
adalah agama yang mulia dan satu-satunya agama yang diterima oleh Allah Swt.
Selain agama Islam, Allah tidak akan menerima, meskipun semua agama mengajarkan
kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang salah. Dengan Islam, Allah Swt. mengakhiri
serta menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambaNya. Dengan Islam pula,
Allah Swt. menyempurnakan kenikmatanNya dan meridlai Islam sebagai agama. Agama
Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima Allah,
kepercayaan selain Islam tidak akan diterima oleh Allah. Segabaimana firman Allah.
“Barangsiapa mencari
agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya,
dan dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran : 85)
Allah Swt. telah mewajibkan kepada
seluruh manusia untuk memeluk agama Islam karena Rosulullah Saw. diutus untuk
seluruh manusia, sebagaimana firman Allah Swt. : “Katakanlah: “Hai manusia,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai
kerajaan langit dan bumi, tidak ada yang berhak disembah selain Dia, Yang
menghidupkan dan Yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan RosulNya,
Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada Kalimat-KalimatNya
(Kitab-Kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk” (QS Al
A’raf : 158).
Agama Islam mencakup kemaslahatan yang
terkandung di dalam agama-agama terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu
cocok dan sesuai untuk setiap masa, tempat dan kondisi ummat. Islam dikatakan
cocok dan sesuai di setiap masa, tempat dan kondisi ummat, maksudnya adalah
berpegang teguh kepada Islam tidak akan menghilangkan kemaslahatan ummat,
bahkan dengan Islam ini ummat akan menjadi baik, sejahtera, aman dan sentausa.
Tetapi harus diingat bahwa Islam tidak tunduk terhadap masa, tempat dan kondisi
ummat sebagaimana yang dikehendaki oleh sebagian orang. Apabila ummat manusia
menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat, maka mereka harus masuk Islam
dan tunduk dalam melaksanakan syari’at Islam.
Agama Islam adalah agama yang benar,
Allah menjanjikan kemenangan kepada orang yang berpegang teguh kepada agama ini
dengan baik, namun dengan syarat mereka harus mentauhidkan Allah, menjauhkan
segala perbuatan syirik, menuntut ilmu syar’i dan mengamalkan amal yang shalih.
Allah Swt. Berfirman dalam surat At Taubah : 33, dan Surat An Nur : 55. “Dialah yang mengutus RosulNya (dengan
membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas
segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. At
Taubah : 33).
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun
dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang yang fasik.” (QS. An Nur : 55).
Islam adalah agama yang sempurna dalam akidah
dan syari’at. Bentuk kesempurnaannya di antaranya adalah : memerintahkan
bertauhid dan melarang syirik, memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang
bersikap bohong, memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang bersikap zhalim,
memerintahkan untuk bersikap amanah dan melarang ingkar janji, memerintahkan
untuk menepati janji dan melarang bersikap khianat, memerintahkan untuk berbakti
kepada ibu-bapak serta melarang mendurhakainya, dan yang lainnya
Islam didirikan atas lima dasar, sebagaimana yang tersebut dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar Radliyallahu ‘anhu bahwa
Rosulullah Saw. bersabda : “Islam dibangun atas lima hal, (yaitu); (1)
bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar melainkan hanya
Allah, (2) dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, (3) menegakkan shalat, (4)
membayar zakat, (5) berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah”.
Rukun Islam ini wajib diimani, diyakini
dan wajib diamalkan oleh setiap muslim dan muslimah.
Pertama: Kesaksian tidak ada yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Swt. dan Nabi Muhammad Saw. adalah hamba
serta RosulNya merupakan keyakinan yang mantap, yang diekspresikan dengan
lisan. Dengan kemantapannya itu, seakan-akan ia dapat menyaksikanNya. Syahadah
(kesaksian) merupakan satu rukun padahal yang disaksikan itu ada dua hal, ini
dikarenakan Rosulullah Saw. adalah penyampai risalah dari Allah Swt. Jadi,
kesaksian bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah hamba dan utusan Allah Swt. merupakan
kesempurnaan kesaksian Laa ilaha illa Allah Muhammadun Rosulullah, “tidak
ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, dan Nabi Muhammad Saw. adalah
utusan Allah.
Syahadatain (dua kesaksian) tersebut
merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Amal akan sah dan diterima bila
dilakukan dengan keikhlasan hanya karena Allah Swt. dan mutaba’ah mengikuti
Sunnah Rosulullah Saw.. Ikhlas karena Allah Swt terealisasi pada Syahadat
(kesaksian) laa ilaha illallah, tidak ada Tuhan yang patut disembah
kecuali Allah. Sedangkan mutaba’ah atau mengikuti Sunnah Rosulullah Saw.
terealisasi pada kesaksian bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah hamba serta RosulNya.
Faedah terbesar dari dua kalimat
syahadat tersebut adalah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap
makhluk dengan beribadah hanya kepada Allah Swt. saja serta tidak mengikuti
melainkan hanya kepada Rosulullah Saw.
Kedua: Mendirikan shalat artinya
beribadah kepada Allah dengan mengerjakan shalat wajib lima waktu secara istiqamah serta sempurna,
baik waktu maupun caranya. Shalat harus sesuai dengan contoh Nabi Muhammad Saw.
Sebagaimana sabda Rosulullah Saw. “Shalatlah kalian sebagaimana engkau
melihatku shalat.”. Salah satu hikmah shalat adalah mendapat kelapangan
dada, ketenangan hati, dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.
Ketiga: Mengeluarkan zakat artinya,
beribadah hanya kepada Allah Swt. dengan menyerahkan kadar yang wajib dari
harta-harta yang harus dikeluarkan zakatnya. Salah satu hikmah mengeluarkan
zakat adalah membersihkan harta, jiwa dan moral yang buruk, yaitu kekikiran
serta dapat menutupi kebutuhan Islam dan ummat Islam, menolong orang fakir dan
miskin.
Keempat: Puasa Ramadlan artinya,
beribadah hanya kepada Allah dengan cara meninggalkan hal-hal yang dapat
membatalkan puasa di siang hari pada bulan Ramadlan (puasa sebulan penuh).
Salah satu hikmahnya ialah melatih jiwa untuk meninggalkan hal-hal yang disukai
karena mencari ridha Allah Swt.
Kelima: Naik Haji ke Baitullah
(rumah Allah), artinya beribadah hanya kepada Allah dengan menuju ke Baitul
Haram (Ka’bah di Makkah Mukarramah) untuk mengerjakan syiar atau manasik
Haji. Salah satu hikmahnya adalah melatih jiwa untuk mengerahkan segala
kemampuan harta dan jiwa agar tetap taat kepada Allah Swt. Oleh karena itu Haji
merupakan salah satu macam Jihad fi Sabilillah.
Allah
Swt. berpesan kepada kita untuk selalu menjaga agama Islam tetap kita anut
sampai kita meninggalkan dunia fana ini, seperti yang tertuang dalam Al Qur’an
sebagai berikut :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (QS.
Ali Imran : 102).
Islam
adalah agama yang telah diturunkan oleh Allah bagi semua umat manusia, melalui
utusanNya yang mulia, yaitu Nabi Muhammad Saw. Islam adalah agama suci yang
kesuciannya harus kita jaga. Kesucian Islam akan tampak, jika pemeluknya
menganut sesuai dengan yang Allah dan RosulNya ajarkan. Dalam menjalankan tugas
dari Allah Swt., Nabi Muhammad Saw. dibimbing oleh Allah dengan perantara
Malaikat Jibril. Nabi Muhammad Saw. diberikan pedoman melalui FirmanNya yang
diwahyukan kepada beliau. Ayat demi ayat terkumpul menjadi surat , menjadi juz dan kemudian lengkaplah
menjadi Al Qur’an.
Islam
adalah agama yang kehadirannya sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin. Hal ini
terbukti; setelah datangnya Islam, peradaban manusia mulai berangsur-angsur
membaik, jika dibandingkan dengan sebelum kedatangan Islam. Dahulu pada masa
jahiliyyah, banyak sekali kemungkaran yang terjadi. Yang kuat menindas yang
lemah, yang memiliki tahta menginjak-injak rakyat jelata, perilaku mereka tak
ubahnya seperti singa yang kelaparan. Namun setelah datangnya Islam, peradaban
Arab pada masa itu mengalami perubahan. Dari kebiasaan berkumpul untuk sesuatu
yang jahat berganti menjadi perkumpulan yang bermanfaat. Dari kebiasaan membunuh anak perempuan (mengubur
hidup-hidup) menjadi rasa kasih sayang dan derajat kaum wanita telah diangkat
oleh Allah Swt. Betapa adil dan indahnya peraturan Allah dalam Islam kepada
semua hambaNya.
Selain
itu, Islam merupakan agama yang mengatur pemeluknya untuk selalu menjaga
persaudaraan antar sesama umat manusia, tidak ada yang lebih mulia. Yang
membedakan derajat mereka di sisi Allah adalah Taqwanya.“Hai manusia,
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat : 13).
Dari segi
bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama.
Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama
ini.Ditinjau dari segi bahasanya, Islam memiliki beberapa pengertian,
diantaranya adalah:
v Berasal dari ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai.
Dalam al-Qur’an Allah SWT
berfirman :È
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka
condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang
Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. Al Anfal : 61)
Kata ‘salm’
dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan salah
satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang
senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian. Dalam sebuah ayat Allah SWT
berfirman :
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu
melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian
itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah
surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku
adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil”. (QS. Al Hujurat : 9).
Sebagai salah
satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian
adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin berperang jika mereka
diperangi oleh para musuh-musuhnya. Seperti yang telah disebutkan :
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi,
karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu”. (QS. Al Hajj : 39)
v Berasal dari kata ‘aslama’ yang berarti
menyerah.
Hal ini
menunjukkan bahwa seorang pemeluk Agam Islam merupakan seseorang yang secara
ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah Swt. Penyerahan diri
seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan
serta menjauhi segala apa yang dilarang olehNya. Sebagai seorang muslim,
sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita
hanya kepadaNya. Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk
Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya
kepada Allah Swt, dengan mengikuti sunnatullah atau takdir yang telah Allah
tentukan kepada para makhlukNya. Semuanya akan tetap berjalan sesuai dengan
takdir dan ketetapan Allah Swt.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan,
dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya”. (QS
An Nisa : 125). .
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al An’am : 163)
“Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
Padahal kepadaNyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan”.
(QS. Ali Imran : 83)
Oleh karena
itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada
aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah Swt. Karena insya Allah dengan demikian
akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (muthma’inah).
v Berasal dari kata istaslama–mustaslimun (penyerahan
total kepada Allah).
“Bahkan
mereka pada hari itu menyerahkan diri”. (QS. Ash Shoffat 36).
Makna ini
sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Karena sebagai seorang
muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa
dan raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah Swt.
Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah adalah
seperti dalam setiap langkah, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kebahagiaan,
kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah Swt. Termasuk juga berbagai
sisi kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik,
ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan
hanya karena Allah dan menggunakan manhaj (jalan) Allah. Dalam Al Qur’an
Allah berfirman :
“Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu”. (QS. Al Baqarah : 208)
Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan
diri secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan
dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.
v Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ) yang berarti bersih dan suci.
Mengenai
makna ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an.
“Kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (suci).” (QS. Asy Syu’ara’ : 89 ).
Hal ini menunjukkan
bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para
pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat
mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.
Karena pada hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam,
adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia.
Allah berfirman:
“Allah sesungguhnya
tidak menghendaki dari (adanya syari’at Islam) itu hendak menyulitkan kamu,
tetapi sesungguhnya Dia berkeinginan untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan
ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al
Maidah : 6).
v Berasal dari ‘salam’ (سَلاَمٌ) yang berarti selamat dan sejahtera.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an
:
“Berkata Ibrahim: "Semoga
keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku.
Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku."(QS. Maryam :
47).
Maknanya
adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada
keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan
pada setiap insan.
Adapun jika
ditinjau dari segi istilah Syara’, (ditinjau dari sisi subyek manusia
terhadap dinul Islam), “Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu
Ilahi yang diturunkan kepada para Nabi dan rasul khususnya Muhammad Saw. guna
dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah Swt. yang dapat
membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan
akhirat”.
Definisi di
atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat-ayat
Al Qur’an, antara lain :
v
Islam sebagai
wahyu ilahi.
“Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan
hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)”.
(QS. An Najm : 3-4).
v Diturunkan kepada Nabi dan rasul (khususnya Rosulullah
Saw.).
“Katakanlah: "Kami
beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa
yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami
menyerahkan diri." (QS. Ali Imran : 84).
v Sebagai pedoman hidup.
Al Qur'an ini adalah
pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS. Al Jatsiyah : 20).
v Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al Qur’an dan
sunnah Rosulullah Saw.
“Dan hendaklah kamu memutuskan
perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya
mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan
manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka
kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi
orang-orang yang yakin?” (QS. Al Maidah : 49-50).
v Membimbing manusia ke jalan yang lurus.
“Dan bahwa (yang Kami
perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa.”. (QS. Al An’am : 153).
v Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
“ Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An Nahl : 97).
Agama Islam berbeda dengan agama-agama
yang lain. Karena agama Islam tidak memiliki hubungan dengan individu,
golongan, atau tempat tertentu. Rosulullah Saw. telah memberikan pengertian
tentang Islam sesuai dengan tempat dan keadaan orang yang bertanya. Kemudian
para Ulama’ memperjelas lagi dengan berbagai devinisi yang dapat memberikan
gambaran sebenarnya tentang Islam, antara lain :
v Pengakuan
bahawa tiada Tuhan selain Allah dan bahawa Nabi Muhammad Saw. adalah Rosulullah,
mendirikan solat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan
mengerjakan haji ke Baitullah jika mampu.Definisi tersebut berdasarkan jawaban Rosulullah
Saw. Ketika ditanya oleh malaikat jibril
tentang pengertian Islam. " lslam itu ialah kamu bersaksi bahawa tiada
Tuhan (yang berhak diabdikan diri sebenar-benarnya) melainkan Allah, dan (kamu
bersaksi) sesungguhnya Muhammad itu Rosulullah, kamu mendirikan solat,
mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke
Baitullah sekiranya mampu".
Sabda Rosulullah
Saw. ini juga berarti bahawa Islam
adalah mentauhidkan Allah, tunduk, patuh, dan ikhlas kepada Allah serta beriman
dengan dasar-dasar yang telah ditetapkan olehNya.
v Kepatuhan,
ketundukan, ketaatan dan penyerahan diri dengan penuh keikhlasan, dengan
sukarela bukan secara terpaksa kepada Allah Swt. pada seluruh aspek kehidupan. Yang
meliputi jasmani dan rohani, akal dan perasaan. meliputi aspek Akidah, syariat
dan akhlak.
v Islam
merupakan jawaban atas tiga persoalan penting yang dihadapi oleh manusia, yaitu
: dari mana manusia datang, mengapa manusia datang dan ke mana manusia akan
kembali?.
Hanya
Islam mampu menjawab persoalan-persoalan ini dengan memberikan jawaban yang tepat
dan sesuai dengan fitrah akal manusia. Antara jawaban atas persoalan "dari
mana manusia datang" adalah firman Allah Swt. :
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi,.”. (QS. Al Hajj : 5).
v Islam
ialah ruh yang hakiki, cahaya petunjuk yang abadi dalam kehidupan, obat yang
paling mujarab bagi penyakit dan jalan lurus yang akan menyelamatkan
manusia yang melewatinya.
v Peraturan
hidup (way of life) yang bersifat umum tanpa adanya perbedaan antara
individu, golongan ataupun tempat yang satu dengan yang lain, yang mengatur
hidup dan kehidupan manusia, dan menjadi dasar akhlak mulia yang disampaikan
oleh Nabi Muhammad Saw. untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Menerima
Islam sebagai agama berarti berpegangteguh kepada Akidah yang benar yang
menjadi landasan dasar dalam Islam sebagai satu keutuhan yang kokoh.
Kata Akidah
berasal dari bahasa Arab, yang berarti ikatan. Menurut istilah Akidah difahami
sebagai kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa. Aqidah
Islam merupakan kepercayaan atau keimanan kepada hakikat dan nilai-nilai yang
mutlak, yang tetap dan kokoh, yang pasti dan hakiki serta bersih dan suci, seperti
yang terdapat dalam ajaran Islam.
Nilai-nilai
mutlak yang dimaksudkan ialah keimanan dan keyakinan terhadap perkara ghaib
yang merupakan keyakinan terhadap Allah Swt. Yang Maha Esa. Esa dan sudut Uluhiyyah
dan RububiyyahNya serta Esa pada Asma’ dan SifatNya. Ada enam elemen yang
menjadi dasar Akidah Islam :
-
Keimanan kepada Allah Swt. Yang Maha
Berkuasa atas alam seisinya, dimana setiap muslim harus yakin dan menyerahkan
diri hanya kepadaNya.
-
Keimanan kepada malaikat yang merupakan
makhluk mulia yang dijadikan Allah Swt. sebagai lambang keagungan dan kehebatan
kekuasaanNya.
-
Keimanan kepada Kitab yang ditucunkan
oleh Allah s.w.t dengan menjadikannya panduan dalam berbagai aspek kehidupan.
-
Keimanan kepada para Rosul yang
diutuskan oleh Allah sebagai utusan yang menyampaikan risalah Allah Swt.
-
Keimanan tentang adanya hari Akhirat
sebagai tanda berakhirnya kehidupan di bumi.
- Keimanan
kepada Qadla dan Qadar sebagai hak mutlak Allah Swt.
Sebelum
kedatangan Islam, masyarakat mencari Tuhan. Ada yang menyembah berhala, matahari, sungai,
manusia dan sebagainya. Ada
juga manusia yang mengaku menjadi tuhan seperti Firaun dan Haman. Cara beribadah
juga berbeda-beda. Ada
yang tidak beragama. Berhala yang disembah bermacam-macam bentuk dan wujudnya, serta
merupakan hasil ciptaan dan buatan mereka sendiri. Namun, Tuhan yang mereka
sembah itu tidak ada yang dapat memberikan kebaikan atau kemudaratan. Kenyataan
ini memberikan gambaran bahawa berAkidah adalah fitrah. Jadi manusia dan Allah Swt.
saja yang mampu memenuhi keinginan fitrah makhlukNya.
Selain
Akidah, agama Islam juga memiliki Syari’at. Syari’at adalah hukum yang mengatur
kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara; hukum yang mengatur ibadah
(antara manusia dengan Allah) seperti thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji;
dan hokum yang berkaitan dengan muamalat dalam urusan-urusan peribadi seperti Munakahat
(perkahwinan), waratsah (perwarisan) dan yang berkaitan dengan urusan ‘am
seperti tijarah (perniagaan), jinayah
(pidana), lmaroh (pemerintahan), hubungan antar manusia dan lain
sebagainya.
Allah Swt.
mengutuskan Rosulullah Saw. dengan bimbingan Kalamullah Al Quran agar menjadi
panduan dalam kehidupan manusia. Allah Swt. tidak pernah mendzalimi manusia dan
makhluk-makhlukNya yang lain, akan tetapi manusia sendirilah yang mendzalimi
dirinya sendiri. Peraturan dalam Islam itu seimbang dan mudah dalam setiap
perkara. Islam telah menyediakan berbagai kemudahan dan pilihan dalam menyelesaikan
segala masalah.
Selain
akidah dan Syari’at, ada yang lebih penting lagi, yaitu akhlak. Akhlak menurut
bahasa berarti tingkah laku, sifat, sikap dan kepribadian. Menurut Imam al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa seseorang yang dapat melahirkanlahir suatu perbuatan atau
tingkah laku. Perbuatan atau tingkah laku tersebut terjadi secara tiba-tiba dan
merupakan gambaran dari keadaan Ruhaniyah seseorang. Agama Islam datang
untuk membenahi akhlak manusia. Nabi Muhammad Saw. diutus untuk menyerukan
kepada manusia agar meninggalkan semua sifat kemungkaran yang berasal dari nafsu
yang jahat dan godaan syaitan, dan mengajak mereka kepada sifat dan akhlak yang terpuji dan
dipandang mulia oleh Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. bersabda : "Sesungguhnya
aku diutuskan untuk menyempumakan akhlak yang mulia" (HR. Imam Malik)”.
Dalam mempertahankan ajaran Agama yang Haq,
Allah memerintahkan umatnya untuk selalu berpegangteguh pada ajaran-ajaran
yang telah diajarkan oleh RosulNya yang terpilih, dengan berpedoman pada Al Qur’an
dan penjelasan atas ayat-ayat yang tertuang dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. Jika seseorang berpedoman dan
berpegangteguh pada Al Qur’an dan Al Hadits, maka sungguh ia tak akan celaka.
Sebagaimana sabda Rosulullah Saw.
لَقَدْ تَرَكْـتُ
فِيكُـمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا اِنْ تَمَسَّكْـتُمْ بِهِمَا كِتاَبُ
اللهِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِِه
“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua
perkara. Kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan
Sunnah RosulNya (Al Hadits”). (HR. Malik).
Al
Qur’an merupakan Kalamullah Al Haq yang sangat suci dan mulia. Al Qur’an
berisi tuntunan yang mengatur kehidupan antara makhluk dengan Sang Khaliq, antara
manusia yang satu dengan yang lainnya, mengatur akhlak terhadap alam, perlajaran-pelajaran
yang berharga, ilmu pengetahuan dan cerita-cerita umat terdahulu, yang semuanya
dapat dijadikan pelajaran bagi hambaNya yang bertaqwa. Al Qur’an adalah Kalam
Qodim yang akan tetap terjaga sampai kapanpun. Allah Swt. telah berfirman :
“Sesungguhnya Kamilah
yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al Hijr : 9).
Ayat ini
memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
Janji Allah adalah nyata adanya, dan Allah tidak akan pernah mengingkari janjiNya.
Al
Qur’an adalah cahaya petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Yang akan selalu
menunjukkan ke jalan yang lurus (kebenaran), dan menjadi pedoman hidup bagi
seluruh manusia. Sebagaimana FirmanNya : “Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu
(Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al
kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami
menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami
kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS. Asy Syu’ara’ : 52).
Sedangkan
Al Hadits adalah segala sesuatu yang telah diajarkan atau bersumber dari
Rosulullah Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan maupun pengakuan Nabi Muhammad Saw.
0 Response to " AGAMA ISLAM "
Posting Komentar