PUSKEMSMAS DATA Editing Center, Jl. Taman Sari, Desa Padang Ratu, Kecamatan Sungkai Utara, Kabupaten Lampung Utara. Hp. 0852 58007176 - 0857 49349978. Melayani Cetak : Undangan, Banner, Foto Digital, Print Out, Kartu Nama Dll. Jasa : Foto Panggilan, Foto Pra Wedding, Foto Wedding, Video Shooting Isntalasi dan Service Komputer, Laptop, Notebook; Pembuatan Perangkat Pembelajaran dan lain-lain

AGAMA ISLAM



Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?.Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az Zumar : 22)

Sahabat Blogger yang budiman... Marilah bersama kita pelajari dengan seksama....
Mohon kritik, saran, komentar dan masukan anda untuk perbaikan. Terima Kasih....



Islam adalah agama yang mulia dan satu-satunya agama yang diterima oleh Allah Swt. Selain agama Islam, Allah tidak akan menerima, meskipun semua agama mengajarkan kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang salah. Dengan Islam, Allah Swt. mengakhiri serta menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambaNya. Dengan Islam pula, Allah Swt. menyempurnakan kenikmatanNya dan meridlai Islam sebagai agama. Agama Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima Allah, kepercayaan selain Islam tidak akan diterima oleh Allah. Segabaimana firman Allah.
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran : 85)
Allah Swt. telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama Islam karena Rosulullah Saw. diutus untuk seluruh manusia, sebagaimana firman Allah Swt. : “Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada yang berhak disembah selain Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan RosulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada Kalimat-KalimatNya (Kitab-Kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk” (QS Al A’raf : 158).
Agama Islam mencakup kemaslahatan yang terkandung di dalam agama-agama terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu cocok dan sesuai untuk setiap masa, tempat dan kondisi ummat. Islam dikatakan cocok dan sesuai di setiap masa, tempat dan kondisi ummat, maksudnya adalah berpegang teguh kepada Islam tidak akan menghilangkan kemaslahatan ummat, bahkan dengan Islam ini ummat akan menjadi baik, sejahtera, aman dan sentausa. Tetapi harus diingat bahwa Islam tidak tunduk terhadap masa, tempat dan kondisi ummat sebagaimana yang dikehendaki oleh sebagian orang. Apabila ummat manusia menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat, maka mereka harus masuk Islam dan tunduk dalam melaksanakan syari’at Islam.
Agama Islam adalah agama yang benar, Allah menjanjikan kemenangan kepada orang yang berpegang teguh kepada agama ini dengan baik, namun dengan syarat mereka harus mentauhidkan Allah, menjauhkan segala perbuatan syirik, menuntut ilmu syar’i dan mengamalkan amal yang shalih. Allah Swt. Berfirman dalam surat At Taubah : 33, dan Surat An Nur : 55.  “Dialah yang mengutus RosulNya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. At Taubah : 33).
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” (QS. An Nur : 55).
Islam adalah agama yang sempurna dalam akidah dan syari’at. Bentuk kesempurnaannya di antaranya adalah : memerintahkan bertauhid dan melarang syirik, memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang bersikap bohong, memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang bersikap zhalim, memerintahkan untuk bersikap amanah dan melarang ingkar janji, memerintahkan untuk menepati janji dan melarang bersikap khianat, memerintahkan untuk berbakti kepada ibu-bapak serta melarang mendurhakainya, dan yang lainnya
Islam didirikan atas lima dasar, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar Radliyallahu ‘anhu bahwa Rosulullah Saw. bersabda : “Islam dibangun atas lima hal, (yaitu); (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar melainkan hanya Allah, (2) dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, (3) menegakkan shalat, (4) membayar zakat, (5) berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah”.
Rukun Islam ini wajib diimani, diyakini dan wajib diamalkan oleh setiap muslim dan muslimah.
Pertama: Kesaksian tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Swt. dan Nabi Muhammad Saw. adalah hamba serta RosulNya merupakan keyakinan yang mantap, yang diekspresikan dengan lisan. Dengan kemantapannya itu, seakan-akan ia dapat menyaksikanNya. Syahadah (kesaksian) merupakan satu rukun padahal yang disaksikan itu ada dua hal, ini dikarenakan Rosulullah Saw. adalah penyampai risalah dari Allah Swt. Jadi, kesaksian bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah hamba dan utusan Allah Swt. merupakan kesempurnaan kesaksian Laa ilaha illa Allah Muhammadun Rosulullah, “tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, dan Nabi Muhammad Saw. adalah utusan Allah.
Syahadatain (dua kesaksian) tersebut merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Amal akan sah dan diterima bila dilakukan dengan keikhlasan hanya karena Allah Swt. dan mutaba’ah mengikuti Sunnah Rosulullah Saw.. Ikhlas karena Allah Swt terealisasi pada Syahadat (kesaksian) laa ilaha illallah, tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah. Sedangkan mutaba’ah atau mengikuti Sunnah Rosulullah Saw. terealisasi pada kesaksian bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah hamba serta RosulNya.
Faedah terbesar dari dua kalimat syahadat tersebut adalah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap makhluk dengan beribadah hanya kepada Allah Swt. saja serta tidak mengikuti melainkan hanya kepada Rosulullah Saw.
Kedua: Mendirikan shalat artinya beribadah kepada Allah dengan mengerjakan shalat wajib lima waktu secara istiqamah serta sempurna, baik waktu maupun caranya. Shalat harus sesuai dengan contoh Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana sabda Rosulullah Saw. “Shalatlah kalian sebagaimana engkau melihatku shalat.”. Salah satu hikmah shalat adalah mendapat kelapangan dada, ketenangan hati, dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.
Ketiga: Mengeluarkan zakat artinya, beribadah hanya kepada Allah Swt. dengan menyerahkan kadar yang wajib dari harta-harta yang harus dikeluarkan zakatnya. Salah satu hikmah mengeluarkan zakat adalah membersihkan harta, jiwa dan moral yang buruk, yaitu kekikiran serta dapat menutupi kebutuhan Islam dan ummat Islam, menolong orang fakir dan miskin.
Keempat: Puasa Ramadlan artinya, beribadah hanya kepada Allah dengan cara meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa di siang hari pada bulan Ramadlan (puasa sebulan penuh). Salah satu hikmahnya ialah melatih jiwa untuk meninggalkan hal-hal yang disukai karena mencari ridha Allah Swt.
Kelima: Naik Haji ke Baitullah (rumah Allah), artinya beribadah hanya kepada Allah dengan menuju ke Baitul Haram (Ka’bah di Makkah Mukarramah) untuk mengerjakan syiar atau manasik Haji. Salah satu hikmahnya adalah melatih jiwa untuk mengerahkan segala kemampuan harta dan jiwa agar tetap taat kepada Allah Swt. Oleh karena itu Haji merupakan salah satu macam Jihad fi Sabilillah.
Allah Swt. berpesan kepada kita untuk selalu menjaga agama Islam tetap kita anut sampai kita meninggalkan dunia fana ini, seperti yang tertuang dalam Al Qur’an sebagai berikut :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran : 102).
Islam adalah agama yang telah diturunkan oleh Allah bagi semua umat manusia, melalui utusanNya yang mulia, yaitu Nabi Muhammad Saw. Islam adalah agama suci yang kesuciannya harus kita jaga. Kesucian Islam akan tampak, jika pemeluknya menganut sesuai dengan yang Allah dan RosulNya ajarkan. Dalam menjalankan tugas dari Allah Swt., Nabi Muhammad Saw. dibimbing oleh Allah dengan perantara Malaikat Jibril. Nabi Muhammad Saw. diberikan pedoman melalui FirmanNya yang diwahyukan kepada beliau. Ayat demi ayat terkumpul menjadi surat, menjadi juz dan kemudian lengkaplah menjadi Al Qur’an.
Islam adalah agama yang kehadirannya sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin. Hal ini terbukti; setelah datangnya Islam, peradaban manusia mulai berangsur-angsur membaik, jika dibandingkan dengan sebelum kedatangan Islam. Dahulu pada masa jahiliyyah, banyak sekali kemungkaran yang terjadi. Yang kuat menindas yang lemah, yang memiliki tahta menginjak-injak rakyat jelata, perilaku mereka tak ubahnya seperti singa yang kelaparan. Namun setelah datangnya Islam, peradaban Arab pada masa itu mengalami perubahan. Dari kebiasaan berkumpul untuk sesuatu yang jahat berganti menjadi perkumpulan yang bermanfaat. Dari  kebiasaan membunuh anak perempuan (mengubur hidup-hidup) menjadi rasa kasih sayang dan derajat kaum wanita telah diangkat oleh Allah Swt. Betapa adil dan indahnya peraturan Allah dalam Islam kepada semua hambaNya.
Selain itu, Islam merupakan agama yang mengatur pemeluknya untuk selalu menjaga persaudaraan antar sesama umat manusia, tidak ada yang lebih mulia. Yang membedakan derajat mereka di sisi Allah adalah Taqwanya.“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat : 13).
Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.Ditinjau dari segi bahasanya, Islam memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:
v Berasal dari ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai.
Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman :È  
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. Al Anfal : 61)
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian. Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman :   
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil”. (QS. Al Hujurat : 9).
Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya. Seperti yang telah disebutkan :
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”. (QS. Al Hajj : 39)


v Berasal dari kata ‘aslama’ yang berarti menyerah.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Agam Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah Swt. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala apa yang dilarang olehNya. Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepadaNya. Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah Swt, dengan mengikuti sunnatullah atau takdir yang telah Allah tentukan kepada para makhlukNya. Semuanya akan tetap berjalan sesuai dengan takdir dan ketetapan Allah Swt.  
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya”. (QS An Nisa : 125).  .
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al An’am : 163)
“Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepadaNyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”. (QS. Ali Imran : 83)
Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah Swt. Karena insya Allah dengan demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (muthma’inah).
v Berasal dari kata istaslama–mustaslimun (penyerahan total kepada Allah).
“Bahkan mereka pada hari itu menyerahkan diri”. (QS. Ash Shoffat 36).
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Karena sebagai seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah Swt. Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah adalah seperti dalam setiap langkah, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kebahagiaan, kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah Swt. Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah dan menggunakan manhaj (jalan) Allah. Dalam Al Qur’an Allah berfirman :  
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah : 208)
Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.
v Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ) yang berarti bersih dan suci.
Mengenai makna ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an.  
 “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (suci).” (QS. Asy Syu’ara’ : 89 ).
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Karena pada hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia. Allah berfirman:  
 “Allah sesungguhnya tidak menghendaki dari (adanya syari’at Islam) itu hendak menyulitkan kamu, tetapi sesungguhnya Dia berkeinginan untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah : 6).
v Berasal dari ‘salam’ (سَلاَمٌ) yang berarti selamat dan sejahtera.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku."(QS. Maryam : 47).

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.
Adapun jika ditinjau dari segi istilah Syara’, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul Islam), “Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para Nabi dan rasul khususnya Muhammad Saw. guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah Swt. yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat”.
Definisi di atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat-ayat Al Qur’an, antara lain :
v Islam sebagai wahyu ilahi.
“Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS. An Najm : 3-4).
v Diturunkan kepada Nabi dan rasul (khususnya Rosulullah Saw.).
“Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri." (QS. Ali Imran : 84).
v Sebagai pedoman hidup.
Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS. Al Jatsiyah : 20).
v Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al Qur’an dan sunnah Rosulullah Saw.
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”  (QS. Al Maidah : 49-50).
v Membimbing manusia ke jalan yang lurus.
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”.  (QS. Al An’am : 153).
v Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An Nahl : 97).
Agama Islam berbeda dengan agama-agama yang lain. Karena agama Islam tidak memiliki hubungan dengan individu, golongan, atau tempat tertentu. Rosulullah Saw. telah memberikan pengertian tentang Islam sesuai dengan tempat dan keadaan orang yang bertanya. Kemudian para Ulama’ memperjelas lagi dengan berbagai devinisi yang dapat memberikan gambaran sebenarnya tentang Islam, antara lain :
v Pengakuan bahawa tiada Tuhan selain Allah dan bahawa Nabi Muhammad Saw. adalah Rosulullah, mendirikan solat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah jika mampu.Definisi tersebut berdasarkan jawaban Rosulullah Saw. Ketika  ditanya oleh malaikat jibril tentang pengertian Islam. " lslam itu ialah kamu bersaksi bahawa tiada Tuhan (yang berhak diabdikan diri sebenar-benarnya) melainkan Allah, dan (kamu bersaksi) sesungguhnya Muhammad itu Rosulullah, kamu mendirikan solat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah sekiranya mampu".
Sabda Rosulullah Saw. ini juga berarti  bahawa Islam adalah mentauhidkan Allah, tunduk, patuh, dan ikhlas kepada Allah serta beriman dengan dasar-dasar yang telah ditetapkan olehNya.
v Kepatuhan, ketundukan, ketaatan dan penyerahan diri dengan penuh keikhlasan, dengan sukarela bukan secara terpaksa kepada Allah Swt. pada seluruh aspek kehidupan. Yang meliputi jasmani dan rohani, akal dan perasaan. meliputi aspek Akidah, syariat dan akhlak.
v Islam merupakan jawaban atas tiga persoalan penting yang dihadapi oleh manusia, yaitu : dari mana manusia datang, mengapa manusia datang dan ke mana manusia akan kembali?.
Hanya Islam mampu menjawab persoalan-persoalan ini dengan memberikan jawaban yang tepat dan sesuai dengan fitrah akal manusia. Antara jawaban atas persoalan "dari mana manusia datang" adalah firman Allah Swt. :
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,.”. (QS. Al Hajj : 5).
v Islam ialah ruh yang hakiki, cahaya petunjuk yang abadi dalam kehidupan, obat yang paling mujarab bagi penyakit dan jalan lurus yang akan menyelamatkan manusia yang melewatinya.
v Peraturan hidup (way of life) yang bersifat umum tanpa adanya perbedaan antara individu, golongan ataupun tempat yang satu dengan yang lain, yang mengatur hidup dan kehidupan manusia, dan menjadi dasar akhlak mulia yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Menerima Islam sebagai agama berarti berpegangteguh kepada Akidah yang benar yang menjadi landasan dasar dalam Islam sebagai satu keutuhan yang kokoh.
Kata Akidah berasal dari bahasa Arab, yang berarti ikatan. Menurut istilah Akidah difahami sebagai kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa. Aqidah Islam merupakan kepercayaan atau keimanan kepada hakikat dan nilai-nilai yang mutlak, yang tetap dan kokoh, yang pasti dan hakiki serta bersih dan suci, seperti yang terdapat dalam ajaran Islam.
Nilai-nilai mutlak yang dimaksudkan ialah keimanan dan keyakinan terhadap perkara ghaib yang merupakan keyakinan terhadap Allah Swt. Yang Maha Esa. Esa dan sudut Uluhiyyah dan RububiyyahNya serta Esa pada Asma’ dan SifatNya. Ada enam elemen yang menjadi dasar Akidah Islam :
-      Keimanan kepada Allah Swt. Yang Maha Berkuasa atas alam seisinya, dimana setiap muslim harus yakin dan menyerahkan diri hanya kepadaNya.
-      Keimanan kepada malaikat yang merupakan makhluk mulia yang dijadikan Allah Swt.  sebagai lambang keagungan dan kehebatan kekuasaanNya.
-      Keimanan kepada Kitab yang ditucunkan oleh Allah s.w.t dengan menjadikannya panduan dalam berbagai aspek kehidupan.
-      Keimanan kepada para Rosul yang diutuskan oleh Allah sebagai utusan yang menyampaikan risalah Allah Swt.
-      Keimanan tentang adanya hari Akhirat sebagai tanda berakhirnya kehidupan di bumi.
-      Keimanan kepada Qadla dan Qadar sebagai hak mutlak Allah Swt.
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat mencari Tuhan. Ada yang menyembah berhala, matahari, sungai, manusia dan sebagainya. Ada juga manusia yang mengaku menjadi tuhan seperti Firaun dan Haman. Cara beribadah juga berbeda-beda. Ada yang tidak beragama. Berhala yang disembah bermacam-macam bentuk dan wujudnya, serta merupakan hasil ciptaan dan buatan mereka sendiri. Namun, Tuhan yang mereka sembah itu tidak ada yang dapat memberikan kebaikan atau kemudaratan. Kenyataan ini memberikan gambaran bahawa berAkidah adalah fitrah. Jadi manusia dan Allah Swt. saja yang mampu memenuhi keinginan fitrah makhlukNya.
Selain Akidah, agama Islam juga memiliki Syari’at. Syari’at adalah hukum yang mengatur kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara; hukum yang mengatur ibadah (antara manusia dengan Allah) seperti thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji; dan hokum yang berkaitan dengan muamalat dalam urusan-urusan peribadi seperti Munakahat (perkahwinan), waratsah (perwarisan) dan yang berkaitan dengan urusan ‘am seperti  tijarah (perniagaan), jinayah (pidana), lmaroh (pemerintahan), hubungan antar manusia dan lain sebagainya.
Allah Swt. mengutuskan Rosulullah Saw. dengan bimbingan Kalamullah Al Quran agar menjadi panduan dalam kehidupan manusia. Allah Swt. tidak pernah mendzalimi manusia dan makhluk-makhlukNya yang lain, akan tetapi manusia sendirilah yang mendzalimi dirinya sendiri. Peraturan dalam Islam itu seimbang dan mudah dalam setiap perkara. Islam telah menyediakan berbagai kemudahan dan pilihan dalam menyelesaikan segala masalah.
Selain akidah dan Syari’at, ada yang lebih penting lagi, yaitu akhlak. Akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku, sifat, sikap dan kepribadian.  Menurut  Imam al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang dapat melahirkanlahir suatu perbuatan atau tingkah laku. Perbuatan atau tingkah laku tersebut terjadi secara tiba-tiba dan merupakan gambaran dari keadaan Ruhaniyah seseorang. Agama Islam datang untuk membenahi akhlak manusia. Nabi Muhammad Saw. diutus untuk menyerukan kepada manusia agar meninggalkan semua sifat kemungkaran yang berasal dari nafsu yang jahat dan godaan syaitan, dan mengajak mereka  kepada sifat dan akhlak yang terpuji dan dipandang mulia oleh Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. bersabda : "Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempumakan akhlak yang mulia" (HR. Imam Malik)”.
Dalam mempertahankan ajaran Agama yang Haq, Allah memerintahkan umatnya untuk selalu berpegangteguh pada ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh RosulNya yang terpilih, dengan berpedoman pada Al Qur’an dan penjelasan atas ayat-ayat yang tertuang dalam Hadits Nabi  Muhammad Saw. Jika seseorang berpedoman dan berpegangteguh pada Al Qur’an dan Al Hadits, maka sungguh ia tak akan celaka. Sebagaimana sabda Rosulullah Saw.
لَقَدْ تَرَكْـتُ فِيكُـمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا اِنْ تَمَسَّكْـتُمْ بِهِمَا كِتاَبُ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِِه
 “Aku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah RosulNya (Al Hadits”). (HR. Malik).
Al Qur’an merupakan Kalamullah Al Haq yang sangat suci dan mulia. Al Qur’an berisi tuntunan yang mengatur kehidupan antara makhluk dengan Sang Khaliq, antara manusia yang satu dengan yang lainnya, mengatur akhlak terhadap alam, perlajaran-pelajaran yang berharga, ilmu pengetahuan dan cerita-cerita umat terdahulu, yang semuanya dapat dijadikan pelajaran bagi hambaNya yang bertaqwa. Al Qur’an adalah Kalam Qodim yang akan tetap terjaga sampai kapanpun. Allah Swt. telah berfirman :
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al Hijr : 9).
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya. Janji Allah adalah nyata adanya, dan Allah tidak akan pernah mengingkari janjiNya.
Al Qur’an adalah cahaya petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Yang akan selalu menunjukkan ke jalan yang lurus (kebenaran), dan menjadi pedoman hidup bagi seluruh manusia. Sebagaimana FirmanNya : “Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS. Asy Syu’ara’ : 52).
Sedangkan Al Hadits adalah segala sesuatu yang telah diajarkan atau bersumber dari Rosulullah Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan  maupun pengakuan Nabi Muhammad Saw.  

Share Jika Kalian Suka:

DOWNLOAD JUGA LAGU LAINNYA:

0 Response to " AGAMA ISLAM "

Posting Komentar